KOMPAS.com - Panitia Seleksi Kompetensi Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Hukum dan HAM di Surabaya menangkap seorang joki pada Selasa (14/11/2023).
Dia tidak dapat masuk ke ruang ujian di Auditorium Politeknik Pelayaran Surabaya karena ditolak sistem saat pemeriksaan biometrik.
IM, seorang mahasiswa semester 7 pada Fakultas Teknik Lingkungan di salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Jember Jawa Timur menjadi joki untuk salah satu peserta berinisial AM, pendaftar PNS untuk posisi penjaga tahanan.
Baca juga: Mahasiswa di Makassar yang Jadi Joki Seleksi CPNS Terancam 6 Tahun Penjara
"Sistem menunjukkan notifikasi bahwa data biometrik miss match dengan fisik asli yang bersangkutan," kata Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono dalam keterangan resminya, Selasa (14/3/2023) malam.
Salah satu ciri paling mencolok adalah foto di KTP dan Kartu Peserta Ujian, menunjukkan ciri fisik yang sedikit gemuk. Namun, pada kenyataannya IM punya perawakan yang cenderung kurus.
"Dalam foto tubuhnya berisi, namun faktanya dia kurus," jelasnya.
Petugas pun lantas mengamankan IM dan menyerahkannya ke Polsek Gunung Anyar Surabaya.
Hasil pemeriksaan, IM mengaku tidak mengenal dan belum pernah bertemu AM sebagai kliennya.
"IM akan mendapatkan imbalan Rp 25-30 juta yang diserahkan jika berhasil meloloskan AM," ujar Heni.
Baca juga: Bawa Jimat Tes CPNS, Dosen UM Surabaya: Keberuntungan Harusnya Seperti Ini
Bagi IM, aksi tersebut bukan yang pertama. Dia sudah beberapa kali beraksi dan berhasil saat mengikuti seleksi CPNS di instansi lainnya.
Segala bentuk kecurangan dalam seleksi CPNS menurutnya tidak akan ditoleransi.
"Semua peserta diingatkan untuk menjalani proses seleksi ini dengan integritas dan kejujuran agar hasil yang diperoleh mewakili kemampuan sebenarnya," tutup Heni.