Sebagai buruh pabrik yang bekerja dalam tiga shift berbeda, Tri harus pandai membagi waktu antara bekerja, mengurus keluarga, dan belajar.
Dengan dukungan suami dan keluarga, ia tetap bisa menyempatkan diri untuk mempersiapkan ujian CPNS.
"Kalau capek ya capek banget, soalnya belajar sambil bekerja, mengurus rumah, anak, suami. Tapi untung anak-anak dan suami bisa saling support," kata Tri.
Selain belajar dari buku dan soal-soal di internet, ia juga mengikuti tryout online serta mencari materi melalui YouTube. Tak hanya usaha lahiriah, Tri juga melakukan ikhtiar batin dengan rutin berzikir, salat Dhuha, dan sesekali salat Tahajud di tengah malam.
Baca juga: Boyolali Mulai Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Faskes Dilarang Tolak Pasien
"Kalau tahajudnya kadang-kadang. Tapi kalau Dhuha terus. Kalau pas di pabrik juga tetap bisa Salat Dhuha," ungkapnya.
Meski harus menerima kenyataan pahit karena gagal hanya karena kurang 0,5 cm dari syarat tinggi badan, Tri tetap bertekad untuk mencoba lagi jika ada kesempatan.
"Gelo (kecewa) pastine mas, kurang 0,5 cm aja lho. Tapi ndak apa-apa memang belum rejekine," kata dia.
Ia berharap bisa kembali mengikuti seleksi CPNS dengan nilai SKD yang telah diperolehnya sebelumnya.
"Kalau ada bukaan lagi (formasi) yang sesuai, mau daftar lagi. Bisa pakai nilai SKD yang kemarin," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Gagal CPNS Gegara Tinggi Kurang 0,5 Cm, Buruh Asal Boyolali Mengaku Tak Menyerah: Mau Coba Lagi