Reformasi tersebut meliputi transparansi informasi sejak awal seleksi, sistem penempatan berbasis minat dan kompetensi, serta pemberian insentif dan jaminan karier yang adil.
Selanjutnya, Puan menekankan pentingnya pendekatan yang lebih manusiawi dalam merancang proses seleksi, terutama untuk formasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Baca juga: Bawa Semangat Kartini, Puan Ajak Perempuan Indonesia Berani Bersuara
"Penempatan ASN, terutama di daerah 3T harus disertai dengan insentif yang layak, peluang pengembangan karier yang adil, serta infrastruktur yang mendukung agar mereka bisa bekerja dengan optimal dan hidup dengan layak," terang Puan.
Puan memastikan bahwa isu ini akan menjadi perhatian serius dalam pengawasan dan legislasi ke depan.
DPR RI juga akan memberikan masukan konstruktif dalam mendorong pembenahan manajemen ASN.
"Kita tidak bisa membiarkan birokrasi kehilangan regenerasi. Jika ini tidak segera dibenahi, maka pelayanan publik yang seharusnya menjadi wajah kehadiran negara di tengah rakyat akan kehilangan daya saing," tutup Puan.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Zudan Arif Fakrulloh mengungkapkan, saat ini ada 1.967 calon pegawai negeri sipil (CPNS) Tahun Anggaran 2024 yang mengundurkan diri.
Baca juga: Puan Harap Ajaran Baik Paus Fransiskus Jadi Warisan yang Diteruskan
Penyebabnya adalah adanya kebijakan optimalisasi seleksi CPNS yang diterapkan pemerintah.
"Jadi yang banyak mengundurkan diri sejujurnya adalah hasil optimalisasi. Optimalisasi adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk menghindarkan agar tidak terjadi formasi yang kosong," ujar Zudan dalam rapat bersama Komisi II DPR RI, dilansir dari YouTube TV Parlemen, Rabu (23/4/2025).
Adapun optimalisasi adalah kondisi saat pendaftar CPNS tidak lulus pada formasi yang dilamar dan dialihkan ke formasi lainnya yang tidak ada pelamarnya.
Ia melanjutkan, secara nasional ada lima besar instansi dari 16.000 peserta yang lolos CPNS hasil dari optimalisasi.
Setelah formasi yang kosong tersebut diisi, ada 1.967 orang yang mengundurkan diri dengan berbagai alasan, termasuk jarak penempatan yang jauh.
"Kemudian setelah diisi dengan optimalisasi ada 1.967 yang mengundurkan diri, 12 persen. Alhamdulillah masih ada 88 persen yang tadinya kosong menjadi terisi," tutur Zudan.